www.aguspakpahan.com

Sabtu, 13 Februari 2010

HATIKU UNTUKMU PETANI

Dalam tubuhku mengalir darah petani
Inti sari tanah. air, tanaman, ikan, ternak hasil keringat para petani

Sejak dalam kandungan aku sudah dubuai kasih sayang keluarga petani
Karena uyut, kakek, nenek dan ibuku adalah para petani
Karena saudara-saudaraku juga para petani
Para petani kecil yang hidup di desa terpencil, indah, sepi, sunyi
Walau sekarang sudah bermukim di pinggir jalan dan ramai klakson mobil nyaring berbunyi
Hidup mereka masih tetap sebagai petani murni
Kalaupun mereka berdagang tetap saja jiwanya jiwa petani
Seolah-olah semuanya sudah alami
Bernyanyi dengan irama lagu-lagu petani
Irama lagu tanaman, tanah, cangkul, air hujan dan tiupan angin dingin mengelus semua penghuni
Semua mengalir bagai air sungai kenangan yang datang silih berganti mengisi sanubari ini.

***

Bagaimana kehidupan petani sekarang ini?
Apakah mereka sudah mendapat apa yang mereka cari?
Apakah mereka mengerti apa yang telah terjadi selama ini?
Apakah mereka tetap ingin menjadi petani?
Apakah mereka tidak merasa iri melihat isi dunia ini?
Apakah mereka tidak frustasi?

Akh..... masih banyak sekali yang mengganggu pikiran ini
Memang aku sudah lama pergi meninggalkan desah nafas dan keringat petani
Memang aku sudah lama tidak tidur dalam dekapan hangat para petani
Tapi tali batinku terus bersilaturahmi
Terus menyapa bayang-bayang saudara-saudaraku para petani
Bahkan petani diluar kampungku sendiri
Para petani di seluruh negeri kupandang saudaraku sendiri
Mereka yang telah memberi negeri ini isi periuk nasi atas hasil keringat sendiri
Dengan hasil yang tak cukup untuk menghidupi anak istri
kecuali dengan menghemat sekali
Cukup makan dengan garam, cabe dan sambal terasi
Ya... itulah makanan petani sehari-hari
Tak pandang apakah itu cukup bergizi

Jangan dikira dengan berkata begitu aku mencari-cari
Kelemahan dan kesalahan para petani sendiri
Hidup miskin karena mereka malas berdikari
Hidup susah karena mereka tak pandai mencuri
Hidup terbelakang karena mereka tak tahu diri
Sebaliknya aku ingin berbakti
Membalas budi kebaikan para petani
Yang telah membuat negeri ini tetap tegak berdiri
Walaupun uang negara triliunan telah dicuri
Oleh mereka yang menilai diri sendiri bermartabat tinggi
Oleh mereka yang merasa menjadi pahlawan negeri ini
Aku perlu berkata begini
Tuan-tuan dan nyonya
Para petani adalah kakinya negeri ini tegak berdiri

Saudara-saudara dan saudari-saudari,
para petani adalah sumber rezeki yang tak pernah mereka nikmati sendiri
Bapak-bapak dan-ibu-ibu, para petani adalah mata air yang melahirkan putera-putri mandiri
Teman-teman para petani adalah kunci pembuka besarnya ekonommi
Ya... tak banyak diantara kita yang memahami
Tanpa para petani kehidupan kita tak akan berarti
Tak akan ada pegawai negeri kalau tak ada petani
Tak akan ada pedagang gula, lada, pala, cengkeh, tembakau dan kopi kalau tak ada petani
Tak akan ada TNI kalau tak ada petani
Tak akan ada yang lain kalau tak ada petani

Kalau tak ada mereka
Kita juga harus bertani mencukupi makan sendiri
Jadi kalau kita bertambah kaya tetapi petani bertambah miskin
Apa arti semua ini?
Kalau kita bertambah senang tetapi petani bertambah susah
Apa makna semua ini?
Kalau kita bertambah maju, tetapi petani tambah tertinggal
Apa yang terjadi?
ya... apa yang akan terjadi?
Mari kita teliti

***


Ingatlah zaman kita susah mencari makan?
Kepada siapa bangsa ini meminta peran?
Tujuan pembangunan adalah untuk mencapai swasembada pangan
Semua orang meminta petani turun tangan
Dengan suara gemuruh Bimass pangan diluncurkan
Dengan paksa petani harus seragam menanam
Dari benih padi hingga pola tanam
Bertahun-tahun itu ditanamkan
Mengubah tradisi lama membangun budaya keharusan
Ini-itu harus dilaksanakan
Mulai dari Aceh hingga Irian
Berkembanglah budaya gerakan
Tak pernah kita bertanya apa artinya itu kawan?
Atas nama ketahanan pangan petani dikorbankan
Kalau sudah nilai tukar petani berirama rawan
Semua lepas tangan... semua lepas tangan
Teori ekonomi mikro dijadikan pegangan
Karena supply lebih besar dari permintaan
Harga turun merugikan petani adalah kewajaran
Akh... masa iya begitu kawan!
Apakah itu arti kemanusiaan?
Dimana sinar akalmu kawan?
Katanya kau pakar number one!
Tidak!
Teori ekonomi harus tunduk kepada asas kemanusiaan
Karena ekonmomi bukan hanya teori untuk memilih kawan!
Bacalah berulang-ulang buku Adam Smith, kawan!
Dari judul saja sudah kelihatan: "The Wealth of Nations" yang berisi tentang sumber kesejahteraan
Bagaimana mungkin kita menjadi bangsa kaya kalau sebagian besar penduduknya menderita?
Bagaimana mungkin petani kaya kalau setiap panen baginya tidak bermakna?
Bagaimana mungkin akan terjadi transformasi ekonomi kalau petani terus merana?
Bagaimana mungkin industri dan jasa akan berjaya kalau menghisap petani saja?
Bagaimana mungkin kota akan aman sentausa kalau petani dan orang desa lainnya tetap sengsara?
Lihatlah pengalaman Amerika
Dengan berbagai cara menggunakan akalnya
Produksi petani melipat ganda besarnya
Jumlah petani sekarang tinggal 2,5% saja
Walaupun hasilnya sudah menghidupi dunia
Walau luas lahan petani bertambah jumlahnya
Negara membela harkat derajat petani
Jepang juga demikian
Eropa juga demikian
Semua membela petani dan pertanian
Apa yang sudah kita berikan untuk petani dan pertanian?
Sekali lagi apa yang sudah kita berikan?

***

Kita sudah banyak memberikan beban
Ingatlah desah nafas Cak SAKERAH kawan?
"Tahun ini produksi gula meningkat karena tanaman ini produksi gula meningkat karena tanaman tebu berhasil baik. Artinya kita harus lebih keras memikul beban", kira-kira begitu kawan
Mengapa produksi tinggi menjadi beban?
Karena hasil yang diterima petani tak setimpal dengan pundak yang memikul beban
Hasil yang tinggi itu hanya diterima oleh orang lain kawan
ini semua sudah menjadi ceritera lama sepanjang putaran roda zaman

Apa kita harus terus berpangku tangan?
Apa kita harus menyerah terhadap keadaan?
Apakah kita sudah terbeli oleh pihak petani punya lawan?
Ampun Tuhan aku menggunakan kata Lawan
Bukannya aku ingin membuat suasana rawan
Aku hanya tak punya kata pilihan yang dapat menggantikan
Apa boleh buat Tuhan
Karena Engkau Maha Kuasa atas segala penyelesaian permasalahan
Kata lawan harus kita ubah menjadi kawan
Itulah yang aku mohonkan untuk kau beri kami jalan
Hikamah untuk menuju perubahan
Yang harus dilakukan dengan segala perjuangan
Agar kita menjadi petani punya kawan dan persahabatan
Mengapa demikian kawan?
Karena hanya itu yang dapat mengurangi petani punya beban
Dengan membangun persahabatan
Penghargaan kepada petani akan kita berikan
Seperti air hujan yang diturunkan Tuhan
Menyiram menyuburkan tanaman
Menebar hikmah menyebar kedamaian
Darimana kita mulainya kawan?
Kita mulai dari doa setiap kita akan makan
Kita mulai dari dia setiap kita selesai makan

Kita katakan: "Tuhan karena Engkaulah sang pengatur alam semesta, karena hanya Engkaulah pemegang nasib seluruh manusia, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatunya, maka limpahkanlah berkah dan hidayah kepada saudara kami para petani agar mereka mendapatkan limpahan rizki dariMu ya Tuhan"

Kitapun harus memeras pikiran
Sinar akal yang Tuhan berikan
Dasar perjuangan menolong kawan
Mengapa demikian?
Karena kita sudah lupa atau perlu disadarkan kalau yang kita kerjakan ternyata menyenangkan lawan
Dengan mengatas namakan ilmu pengetahuan
Padahal itu hasil rekaan
Yang asumsi dasarnya disembunyikan
Globalisasi sering dipakai sebagai tempat menyembunyikan
Pembungkus kebijaksanaan dalam persaingan yang tak dapat membedakan antara persaingan dengan penghisapan
Terhadap negara bekas jajahan
Efisiensi dikatakan sebagai asas
kebiiaksanaan sekaligus tujuan
Pertumbuhan dijadikan sasaran tanpa dasar hikmah kemanusiaan
Itu sudah dari dahulu diberlakukan
Tapi ingat apa yang dihasilkan ?
Ketimpangan antara bangsa maju dan bangsa tropika semakin terasa menyakitkan
Itulah hasil Jeff Sachs punya penelitian
Professor dari Harvard Universitas kenamaan

Apakah kau tahu ciri seorang Yang ilmunya tinggi, kawan?
Buatku ia adalah orang Yang bisa "menghidupkan yang mati" kawan !
Mengapa aku berkata demikian?
Karena pertanian kita akan menuju kematian
Kalau kita tidak mampu menemukan ilmu pengobatan untuk menyelamatkan
kita punya pertanian
Mungkin aku dipandang berlebihan
Tak apalah kau berkata demikian
Daripada kita lengah berpangku tangan
Daripada kita menggantungkan diri kepada konsultan yang tak menghasilkan
Daipada kita hanya berbicara kiri-kanan
Lebih baik kita berdebat sampai pingsan
Untuk mencari ilmu pengetahuan
Yang dapat menyembuhkan kita punya pertanian
Dengan tetap memelihara persahabatan
Antara kita yang sudah menjadi korban keadaan
Dengan ilmu pengetahuan yang kita hasilkan
Mudah-mudahan ia menjadi pelita harapan
Untuk menambah perkawanan dan persaudaraan
Untuk meniadikan yang tadinya lawan menjadi kawan

Kita harus bisa meyakinkan
Mulai dari para pengusaha hingga negarawan kawakan
Mulai dari tentara hingga pedagang perantara pinggiran
Mulai dari ibu-ibu rumah tangga hingga perempuan usahawan
Mulai dari profesor hingga anak ingusan
Ya... semua harus bisa kita yakinkan

Bahwa Pertanian bukanlah tempat buangan
Bahwa pertanian bukanlah tempat kita cuci tangan
Bahwa pertanian bukanlah tempat susah sumber kehidupan
Bahwa Pertanian bukanlah bidang pekerjaan asal-asalan
Bahwa pertanian bukanlah tempat tanpa kebanggaan
Kawan itulah kita punya medan
Memang tidak mudah Perjuangan itu kawan
Tetapi kalau Indonesia yang kita cita-citakan harus menjadi kenyataan
Maka kita tak dapat mengelak dari medan itu kawan

***

Aku masih ingat benar nasehat butku
Aku masih ingat benar amanat kakekku
Aku masih ingat benar perkataan ibuku
Bahwa ilmu itu nomor satu
Maka aku disekolahkan untuk menuntut ilmu
Agar keturunan buyutku dapat maju
Agar harkat derajatku dapat bergerak maju
Tentu aku bukan hanya aku

Tetapi semua anak-anak darah keturunan petani harus bisa dan kuat maju
Kalau tidak begitu bagaimana bangsa ini akan maju
Karena sebagian besar penduduk bangsaku adalah darah keturunan petani seperti aku
Dengan pendidikan terbuka kesempatan untuk maju
Kita harus mendahulukan itu
Contohlah sumber asal kemajuan bangsa-bangsa yang sudah maju

Bangsa Eropa punya Renaisance dan Jepang punya Restorasi MEIJI yang terkenal itu
Ujung-ujungnya adalah ilmu
Yang sumbernya adalah Pendidikan bermutu
Mulai dari pendidikan yang diberikan ibu hingga para maha guru
Penelitian pertanianpun harus kita nomor satukan
Karena ini merupakan sumber kemajuan teknologi dan ilmu Pengetahuan
Apalagi kita sudah jauh dalam ketertinggalan
Dari negara maju yang sudah jauh melesat kedepan

Kebijaksanaan harus ditata bukan atas dasar kepentingan golongan
Apalagi untuk kepentingan golongan yang selama ini memanfaatkan ketertinggalan
Golongan yang mengandalkan datangnya kekayaan
Atas beban siksaan petani dan pertanian
Atas nama efisiensi padahal itu hanya tipuan
Atas dasar persaingan padahal itu ketidakadilan
Semua itu sudah menjadi kenyataan yang membuat petani menderita tak terperikan
Hingga mereka sudah tak dapat lagi merasakan penghisapan
Karena sudah dianggap takdir Tuhan

Kalau pengusaha melakukan re-ekspor barang pertanian
Mereka katakan itu sudah menjadi kebiasaan dalam perdagangan
Kalau petani tahu kalau itu sudah menjadi kebiasaan
Maka itu adalah penghinaan
Bagi mereka yang selama ini berada di alam pinggiran

Maka informasi harus kita sebarkan
Agar cakrawala terbuka dan melahirkan harapan
Untuk menghindarkan kebiasaan yang merugikan Persaudaraan dan persahabatan
Organisasi petani harus menjadi sumber kekuatan
Untuk membangun dan menggalang persaudaraan dan Persatuan
Dalam menghadapi kenyataan
Medan laga Yang menuntut kekuatan perjuangan
Dengan begitu akan tercipta keseimbangan
Dalam mencari sumber kehidupan dan keuntungan
Inilah batu ujian

Apakah kita mampu membangun kemitraan dengan dasar saling menguntungkan
Karena itu tak perlu benci dan dendam disimpan dalam kenangan
Buanglah itu ke Laut Selatan
Terhadap siapapun yang pernah mencelakakan dan merugikan
Bantuan asing tetap kita perlukan
Selama itu tidak merugikan dan tidak menghilangkan kemerdekaan
Karena itu kita harus menyiapkan dengan organisasi petani tampil paling depan
Untuk menguji apa yang mereka perlukan
Tentu dengan dukungan barisan ilmuwan
Yang memiliki integritas dan kemampuan untuk melakukan pembelaan
Atas dasar kebenaran dan kemanusiaan

Yang harus segera berubah haluan adalah dunia perbankan
Untuk menciptakan program yang pas bagi pertanian
Jangan hanya menunggu datangnya Jutawan kawan
Seperti yang sering selama ini kita saksikan
Adalah kenyataan petani dan pertanian kita masih ketinggalan
Adalah kenyataan bahwa mereka belum bisa membuat usulan
Adalah kenyataan bahwa mereka belum punya sertifikat jaminan
Itu bukanlah alasan
Karena kita lebih berpendidikan
Karena kita lebih berpengalaman dalam soal keuangan
Maka perbankan harus langsung turun tangan
Seperti seorang ibu ikhlas memberi anaknya makanan
Itulah cara kerja perbankan budiman
Yang akan cepat mendatangkan kemakmuran
Masih banyak lagi yang aku ingn kemukakan
Tapi sudahlah engkaupun lebih banyak tahu dari padaku kawan

***

Jam dindingku sudah menunjukkan jam dua belas malam
Hari ini hari minggu tengah malam
Tanggal 3O Desember akhir tahun 2001 yang tampak muram
Oh Tuhan pencipta siang dan malam
Hanya kepadaMulah aku menyembah
Hanya kepadaMulah aku melantunkan doa
Apakah tahun-tahun mendatang masih menjadi tahun yang kelam
Bagi saudara-saudaraku para petani yang mengolah alam
Aku berseru kepadamu dengan seluruh hatiku
Ya Tuhan sang pencipta alam dan kalam
Limpahkanlah karunia, rakhmat, hidayah dan inayahMu bagi saudaraku para petani mulai ini malam
Agar bisa keluar dari kehidupan kelam
Kuciptakan puisi ini sebagai persembahan malam
Untuk menggapai RidhloMu Tuhan sekalian alam.


Baranangsiang, 30 Desember 2001

Agus Pakpahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar